Wednesday 19 August 2009

Mari Membangun Kecerdasan IQ dan EQ

Inteligensi dan IQ

Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah :

Faktor bawaan atau keturunan

Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 - 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 - 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.

Faktor lingkungan

Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.

Inteligensi dan IQ

Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Arti inteligensi sudah dijelaskan di depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.

Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age) dengan umur kronologik (Chronological Age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.

Pengukuran Inteligensi

Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.

Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.

Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.

Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.

Inteligensi dan Bakat

Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.

Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.

Inteligensi dan Kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.

Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.


Kecerdasan Emosional

Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar di banding orang lain. Pada kenyataannya, ada banyak kasus di mana seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih dari orang lain yang tingkat kecerdasan intelektualnya lebih rendah. Ternyata IQ (Intelligence Quotient) yang tinggi tidak menjamin seseorang akan meraih kesuksesan.

Daniel Goleman, seorang profesor dari Universitas Harvard menjelaskan bahwa ada ukuran/patokan lain yang menentukan tingkat kesuksesan seseorang. Dalam bukunya yang terkenal, Emotional Intelligence, membuktikan bahwa tingkat emosional manusia lebih mampu memperlihatkan kesuksesan seseorang.

Intelligence Quotient (IQ) tidak dapat berkembang. Jika seseorang terlahir dengan kondisi IQ sedang, maka IQ-nya tidak pernah bisa bertambah maupun berkurang. Artinya, jika seseorang terlahir dengan kecerdasan intelektual (IQ) yang cukup, percuma saja dia mencoba dengan segala cara untuk mendapatkan IQ yang superior (jenius), begitu pula sebaliknya. Tetapi, Emotional Quotient(EQ) dapat dikembangkan seumur hidup dengan belajar.

Kecerdasan Emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak lahir hingga meninggal dunia. Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, dan contoh-contoh yang didapat seseorang sejak lahir dari orang tuanya. Kecerdasan Emosi menyangkut banyak aspek penting, yang agaknya semakin sulit didapatkan pada manusia modern, yaitu:

· empati (memahami orang lain secara mendalam)

· mengungkapkan dan memahami perasaan

· mengendalikan amarah

· kemandirian

· kemampuan menyesuaikan diri

· disukai

· kemampuan memecahkan masalah antar pribadi ketekunan

· kesetiakawanan

· keramahan

· sikap hormat

Orang tua adalah seseorang yang pertama kali harus mengajarkan kecerdasan emosi kepada anaknya dengan memberikan teladan dan contoh yang baik. Agar anak memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, orang tua harus mengajar anaknya untuk :

· membina hubungan persahabatan yang hangat dan harmonis

· bekerja dalam kelompok secara harmonis

· berbicara dan mendengarkan secara efektif

· mencapai prestasi yang lebih tinggi sesuai aturan yang ada (sportif)

· mengatasi masalah dengan teman yang nakal

· berempati pada sesama

· memecahkan masalah

· mengatasi konflik

· membangkitkan rasa humor

· memotivasi diri bila menghadapi saat-saat yang sulit

· menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri

· menjalin keakraban

Jika seseorang memiliki IQ yang tinggi, ditambah dengan EQ yang tinggi pula, orang tersebut akan lebih mampu menguasai keadaan, dan merebut setiap peluang yang ada tanpa membuat masalah yang baru.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih ya sarannya.Semoga berguna bagi saya dan semua.

CARA PENULISAN LATAR BELAKANG MASALAH DALAM KARYA ILMIAH

CARA PENULISAN LATAR BELAKANG MASALAH DALAM KARYA ILMIAH


Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang muncul dapat ditulis dalam bentuk uraian paparan,atau poin-poinnya saja. Pada bagian ini dikemukakan :
1. Pentingnya masalah masalah yang akan dibahas.
2. Telaah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3. Manfaat praktis hasil bahasan.
4. Perumusan masalah pokok yang dibahas secara eksplisit. Biasakan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan .
Dalam bagian latar belakang ini diharapkan penulis menuliskan sebab-sebab ia memilih judul atas permasalahan tersebut.Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara lain:
a. Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membantu pelaksanaan kerja yang lebih efektif misalnya,atau akan dicari pemecahannya karena berbahaya apabila tidak.Jadi pentingnya diadakan penelitian.
b. Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan gambaran bahwa hal itu sangat menarik.
c. Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.
Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan skripsi. Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan) dengan rumusan masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.
Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1) penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik untuk diteliti.
2) beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah yang diajukan/diteliti belum pernah diteliti oleh siapapun, dan jika ini merupakan penelitian ulang (replikasi) harus dijelaskan alasannya mengapa hal itu dilakukan.
3) Kedudukan masalah yang diteliti dalan konteks permasalahan yang lebih luas dengan memperhatikan perkembangan bidang yang dikaji.

Dalam hal ini para penulis sebaiknya menyadari bahwa pemilihan masalah harus didasarkan atas minat dan penghayatan sendiri.
Alasan pemilihan masalah yang paling tepat adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi.Menurut Prof.Dr. Winarno memilih masalah adalah mendalami masalah itu,sehingga harus dilakukan secara lebih sestematis dan intensif.
Selanjutnya oleh Dr.Winarno dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini penulis menjadi jelas terhadap masalah yang dihadapi,dari aspek historis,hubungannya dengan ilmu yang lebih luas,situasi dewasa ini dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan lain-lainnya.
1. Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
2. Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh.
3. Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi.
4. Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.
5. Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil

Koneksi Internet Dengan Modem Handphone Hape sebagai modem untuk melakukan koneksi internet merupakan cara paling sederhana yang layak dilakukan bagi generasi yang serba kebelet, misalnya sekedar untuk ber YM ria lewat pc, atau membuka email dari rekan bukan kebelet merayu cewek lho?. Tapi bagi professional surfer saya kira kurang puas, kecuali bisa melakukan tweak juga pendongrak koneksi internet. Berikut settingan beberapa profider mulai gsm dan cdma, kalo ada yang kurang silahkan di tambahi. Persiapan: A.Peralatan yang di perlukan: 1. Sebuah HP yang support GPRS, dan sudah bisa koneksi dengan GPRS. 2. Kartu telepon / sim card. 3. Personal computer boleh juga laptop. 4. Perangkat koneksi, dari HP ke PC. Boleh pakai kabel data, Bluetooth, atau IrDA (Infrared Data Adapter). Berikut dengan drivernya yang sudah diinstall. Pokoknya sudah bisa kirim-kiriman antara PC dan HP. 5. Tancapkan hanphone yang sudah aktif gprsnya (pastikan kondisi on) dengan kabel data ke usb komputer anda. Bila file driver telah ada di komputer maka secara otomatis akan mendeteksi dengan sendiri. bila tidak lakukan penginstalan driver secara manual. B.Setting Modem Start >> control panel >> Phone and Modem Options>> akan muncul daftar modem yang udah terdeteksi oleh komputer beserta portnya bisa com2, com7 dst. Bila sudah ada berarti terdeteksi bila belum bisa di pastikan salah satu setingan belum lengkap, periksa kabel data dan hidupkan hanphone anda. Untuk memastikan koneksi antara pc dengan hanphone secara manual, silahkan sorot nama modem anda lalu pilih properties, di tab general akan tertera nama modem hape anda, lalau pilih diagnostics lalu query modem, bila tertera success berarti komunikasi oke. Silahkan lihat bagian tab advanced, lalu di bagian extra setting masukkan kode dibawah ini: – lalu ok. Kode extra setting AT+CGDCONT=1,”IP”, “Acsess poin name operator” Sebagai catatan: Acsess poin name merupakan variable yang senantiasa bisa berubah, kita sesuaikan dengan kartu hanphone yang kita pakai. Contoh: anda memakai kartu im3 sebagai kartu hanphone yang anda gunakan sebagai modem handphone, maka settingannya kan jadi sebagai berikut: AT+CGDCONT=1,”IP”,”www.indosat-im3.net” Berikut settingan kode untuk masing masing operator: AT+CGDCONT=1,”IP”,”www.indosat-im3.net” untuk im3 AT+CGDCONT=1,”IP”,”satelindogprs.com” untuk matrix dan mentari AT+CGDCONT=1,”IP”,”internet” untuk telkomsel AT+CGDCONT=1,”IP”,”xlgprs.net” untuk xl C.Melakukan koneksi / membuat dial up: 1. Buka Control Panel lagi, 2. Pilih Network Connections, 3. New Connection Wizard. 4. Ikuti langkah-langkahnya dengan menekan Next… 5. Untuk Connection Type, pilih Connect to the Internet 6. Getting Ready, pilih Set up my connection manually 7. Internet Connection, pilih Connect using a dial-up modem 8. Pada connection name / isp name isikan nama terserah anda misal konekyuk (sebagai nama koneksi anda) 9. Pada Phone number to dial, isikan *99***1# (lihat daftar di bawah untuk cdma berbeda) 10. Pada dialog pengisian username dan password, sesuaikan dengan setting kartu anda. Jika menggunakan IM3, usernamenya gprs dan passwordnya im3 (lihat daftar di bawah. silahkan di sesuaikan sendiri. Daftar username dan password serta dial number gsm dan cdma: Telkomsel username: wap password: wap123 dial number : *99***1# Mentari username: indosat password: indosat dial number : *99***1# Matrix username: silahkan di kosongi password: silahkan dikosongi dial number : *99***1# Xl username: xlgprs password: proxl dial number : *99***1# Im3 ( yang berdasarkan kb ) username: gprs password: im3 dial number : *99***1# Im3 ( yang berdasarkan waktu/ time base ) username: indosat@durasi password: indosat@durasi dial number : *99***1# Fren username: m8 password: m8 dial number : #777 Telkom Flexy username: telkomnet@flexy password: telkom dial number : #777 Starone username: starone password: indosat dial number : #777 Catatan : angka 1 di dalam setingan dial number silahkan disesuaikan dengan banyaknya koneksi internet yang ada di komputer anda. contoh anda memiliki 2 macam koneksi internet dari pc anda maka dial number bisa diisi: *99***2# dst. Untuk kartu IM3, fasilitas GPRS-nya otomatis aktif saat kartunya diaktifkan. Untuk Simpati dan lain-lain masih perlu register dulu, dan untuk nomor lain bisa menghubungi customer service untuk informasi aktivitas GPRS. Saya buat tutorialnya setting gprs ini. Selamat berinternet dengan aman jangan lupa pakek kondom antivirus, Senantiasa hemat pengeluaran anda dan dapatkan hasil yang maksimal, he..he. Semoga tutorial ini bermanfaat. Didukung juga oleh www.downloadvideo3gp.com, sumber:( http://syaifudinzuhri.com/koneksi-internet/koneksi-internet-dengan-modem-handphone.html )

Essential Health Tips

10 Essential Health Tips (The Basics to Practice Every Day) Click here to tell a friend! "He who has health has hope, and he who has hope has everything." -Arabian Proverb 1. Move More Make it a daily challenge to find ways to move your body. Climb stairs if given a choice between that and escalators or elevators. Walk your dog; chase your kids; toss balls with friends, mow the lawn. Anything that moves your limbs is not only a fitness tool, it's a stress buster. Think 'move' in small increments of time. It doesn't have to be an hour in the gym or a 45-minute aerobic dance class or tai chi or kickboxing. But that's great when you're up to it. Meanwhile, move more. Thought for the day: Cha, Cha, Cha…. Then do it! 2. Cut Fat Avoid the obvious such as fried foods, burgers and other fatty meats (i.e. pork, bacon, ham, salami, ribs and sausage). Dairy products such as cheese, cottage cheese, milk and cream should be eaten in low fat versions. Nuts and sandwich meats, mayonnaise, margarine, butter and sauces should be eaten in limited amounts. Most are available in lower fat versions such as substitute butter, fat free cheeses and mayonnaise. Thought for the day: Lean, mean, fat-burning machine…. Then be one! 3. Quit Smoking The jury is definitely in on this verdict. Ever since 1960 when the Surgeon General announced that smoking was harmful to your health, Americans have been reducing their use of tobacco products that kill. Just recently, we've seen a surge in smoking in adolescents and teens. Could it be the Hollywood influence? It seems the stars in every movie of late smoke cigarettes. Beware. Warn your children of the false romance or 'tough guy' stance of Hollywood smokers. Thought for the day: Give up just one cigarette…. the next one. 4. Reduce Stress Easier said than done, stress busters come in many forms. Some techniques recommended by experts are to think positive thoughts. Spend 30 minutes a day doing something you like. (i.e.,Soak in a hot tub; walk on the beach or in a park; read a good book; visit a friend; play with your dog; listen to soothing music; watch a funny movie. Get a massage, a facial or a haircut. Meditate. Count to ten before losing your temper or getting aggravated. Avoid difficult people when possible. Thought for the day: When seeing red, think pink clouds….then float on them. 5. Protect Yourself from Pollution If you can't live in a smog-free environment, at least avoid smoke-filled rooms, high traffic areas, breathing in highway fumes and exercising near busy thoroughfares. Exercise outside when the smog rating is low. Exercise indoors in air conditioning when air quality is good. Plant lots of shrubbery in your yard. It's a good pollution and dirt from the street deterrent. Thought for the day: 'Smoke gets in your eyes'…and your mouth, and your nose and your lungs as do pollutants….hum the tune daily. 6. Wear Your Seat Belt Statistics show that seat belts add to longevity and help alleviate potential injuries in car crashes. Thought for the day: Buckle down and buckle up. 7. Floss Your Teeth Recent studies make a direct connection between longevity and teeth flossing. Nobody knows exactly why. Perhaps it's because people who floss tend to be more health conscious than people who don't? Thought for the day: Floss and be your body's boss. 8. Avoid Excessive Drinking While recent studies show a glass of wine or one drink a day (two for men) can help protect against heart disease, more than that can cause other health problems such as liver and kidney disease and cancer. Thought for the day: A jug of wine should last a long time. 9. Keep a Positive Mental Outlook There's a definitive connection between living well and healthfully and having a cheerful outlook on life. Thought for the day: You can't be unhappy when you're smiling or singing. 10. Choose Your Parents Well The link between genetics and health is a powerful one. But just because one or both of your parents died young in ill health doesn't mean you cannot counteract the genetic pool handed you. Thought for the day: Follow these basic tips for healthy living and you can better control your own destiny. (http://www.health-fitness-tips.com/features/10-essential-health-tips.htm)